Hidupkan Kembali Kejayaan Maritim Nusantara: Jejak Kesultanan Buton dan Peran Keraton Surakarta

    Oleh: Harianto

    SOLO - Indonesia dikenal sebagai negara maritim dengan sejarah panjang kejayaan di lautan. Di tengah arus modernisasi, warisan maritim Nusantara sering kali terlupakan, padahal perannya begitu besar dalam membangun peradaban bangsa. Dua entitas penting, Kesultanan Buton di Sulawesi Tenggara dan Keraton Surakarta di Jawa Tengah, memiliki kontribusi unik dalam mencatat jejak ekspedisi maritim Nusantara.  

    Kedatangan Kontingeng Kesultanan Buton sebagai Ekspedisi Maritim ke-II di pulau Jawa tepatnya di Kerajaan Surakarta (14-15 Desember 2024) menjadi momen berharga mengenang perjalanan Kesultanan Buton dimasa lampau, kini dan yang akan datang. 

    Kesultanan Buton: Penguasa Strategis di Lautan Timur

    Kesultanan Buton, yang berdiri pada abad ke-13, memainkan peran strategis sebagai pusat perdagangan dan pelayaran di kawasan timur Nusantara. Berada di jalur perdagangan utama antara Maluku, Sulawesi, dan Jawa, Buton menjadi tempat persinggahan kapal-kapal niaga dari berbagai penjuru dunia.  

    Sistem pemerintahan Buton yang berbasis hukum adat dan syariah Islam menjadi fondasi bagi tata kelola maritim yang kuat. Armada laut Kesultanan Buton dikenal tangguh, tidak hanya menjaga wilayah kedaulatan, tetapi juga mendukung ekspedisi perdagangan dan diplomasi. Salah satu bukti kejayaan maritim Buton adalah perannya sebagai pelindung jalur rempah, komoditas yang menjadi pusat perhatian dunia pada masanya.  

    Namun, warisan maritim ini kini hanya tercatat dalam sejarah. Minimnya eksplorasi dan pengembangan wisata maritim di Buton menjadi tantangan besar. Padahal, potensi laut Buton sebagai destinasi ekowisata dan sejarah maritim sangat besar jika dikelola dengan baik.  

    Keraton Surakarta: Inspirasi Maritim dari Daratan Jawa

    Meskipun Keraton Surakarta lebih dikenal sebagai pusat kebudayaan Jawa, kontribusinya dalam sejarah maritim Nusantara tidak bisa diabaikan. Sebagai pusat politik dan budaya Jawa, Keraton Surakarta memiliki hubungan erat dengan kerajaan-kerajaan maritim lainnya, termasuk Mataram Islam yang sebelumnya berperan dalam perdagangan dan pelayaran Nusantara.  

    Keraton juga menjadi saksi penting dalam penyebaran teknologi dan seni pembuatan kapal tradisional. Meskipun Solo berada jauh dari laut, jaringan diplomasi dan perdagangan keraton membantu mendukung ekspedisi maritim di masa lalu, termasuk dalam pengiriman hasil bumi dan produk seni Jawa ke berbagai wilayah Nusantara.  

    Revitalisasi Warisan Maritim Nusantara

    Kejayaan maritim Nusantara, sebagaimana yang diwariskan oleh Kesultanan Buton dan Keraton Surakarta, harus dihidupkan kembali. Salah satu langkah penting adalah melalui pengembangan pariwisata berbasis sejarah dan ekologi maritim. Festival bahari, rekonstruksi kapal tradisional, dan pameran budaya maritim dapat menjadi cara untuk memperkenalkan kembali kebesaran Nusantara sebagai bangsa maritim.  

    Selain itu, eksplorasi lebih lanjut terhadap jejak maritim Kesultanan Buton dan keterkaitannya dengan kerajaan-kerajaan di Jawa dapat menjadi bahan penelitian yang memperkaya narasi sejarah Indonesia. Penggunaan teknologi modern, seperti virtual reality dan augmented reality, dapat membuat sejarah ini lebih menarik bagi generasi muda.  

    Kesimpulannya Bahwa Warisan maritim Kesultanan Buton dan Keraton Surakarta adalah bukti bahwa Nusantara pernah menjadi kekuatan besar di lautan. Di tengah tantangan globalisasi, menghidupkan kembali kejayaan ini bukan hanya soal nostalgia, tetapi juga strategi untuk membangun masa depan. Dengan sinergi antara pelestarian budaya dan inovasi modern, Indonesia bisa kembali dikenal sebagai bangsa maritim yang disegani di dunia.  

    Apakah kita siap membawa semangat maritim ini kepelabuhan masa depan?

    kejayaan maritim kesultanan buton kerajaan surakarta ekpedisi ke_ii
    HARIANTO

    HARIANTO

    Artikel Sebelumnya

    Perkenalkan Potensi Ekonomi Budaya Buton,...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Jurika Fratiwi Ajak Presiden Percepat capaian Kesetaraan Gender Wujud Komitmen Bersama PBB
    Hendri Kampai: Kenaikan PPN Jadi 12%, Bukti Kemacetan Berpikir dalam Kebijakan Fiskal Indonesia
    Hendri Kampai: Selamat Hari Ibu, Harga Barang Naik Sudah Menunggu di Tahun Baru
    Hendri Kampai: PPN Naik, PPh Dibiarkan, Beban Rakyat Kecil Bertambah, yang Kaya Tetap Nyaman
    Hendri Kampai: Penolakan Terhadap PPN 12% Menjadi Bola Salju Perlawanan Rakyat

    Ikuti Kami